Sejarah Desain Grafis: Era Pra-Komputer hingga Digital
Desain grafis adalah salah satu bentuk seni dan kreativitas yang telah berkembang pesat selama beberapa dekade terakhir. Artikel ini akan membahas sejarah desain grafis, dari era pra-komputer hingga digital.
Era Pra-Komputer
Sejarah desain grafis era pra-komputer, di mana desainer grafis masih menggunakan teknik manual untuk menciptakan karya mereka. Pada saat itu, desain grafis lebih berkutat pada tipografi dan ilustrasi manual, seperti halnya dalam seni rupa tradisional. Pencetakan buku dan majalah menjadi industri utama untuk desain grafis, dan mesin cetak menjadi teknologi utama untuk memproduksi karya cetak.
Pada tahun 1440, Johannes Gutenberg menemukan teknologi mesin cetak yang mengubah cara pembuatan buku secara signifikan. Hal ini memungkinkan untuk membuat buku dalam jumlah besar dan mengurangi biaya produksi. Dalam waktu singkat, teknologi mesin cetak menyebar ke seluruh Eropa dan memungkinkan karya-karya ilmiah dan seni lebih mudah diproduksi dan didistribusikan.
Selama era pra-komputer, tipografi menjadi fokus utama dalam desain grafis. Para desainer grafis menggunakan teknik manual seperti menggambar, menulis tangan, dan memotong gambar untuk menghasilkan desain tipografi yang estetis dan menarik. Karya tipografi manual ini juga membutuhkan keahlian yang tinggi dalam mengatur huruf dan ruang kosong.
Desain grafis pada era pra-komputer juga mencakup ilustrasi manual seperti kartun, gambar ilustratif, dan desain logo. Desainer grafis biasanya menggunakan cat air, pensil, atau tinta untuk membuat karya mereka.
Meskipun pada era ini desain grafis masih menggunakan teknik manual, namun karya-karya yang dihasilkan tetap memukau dan memiliki daya tarik tersendiri. Karya-karya tersebut menjadi landasan dalam perkembangan desain grafis yang lebih maju pada era komputer dan digital.
Baca Juga! Desain Grafis Adalah
Era Komputer
Perkenalan komputer dalam sejarah desain grafis pada era 1980-an telah mengubah industri desain grafis secara signifikan. Komputer membuka pintu untuk menghasilkan desain grafis yang lebih kompleks dan memungkinkan desainer untuk menciptakan karya dengan cara yang lebih efisien dan efektif.
Perangkat lunak seperti Adobe Photoshop, Adobe Illustrator, dan CorelDraw menjadi alat penting bagi desainer grafis di era komputer. Dengan bantuan komputer, desainer grafis dapat membuat ilustrasi digital, mengedit foto, dan membuat desain yang rumit dengan mudah.
Desain grafis di era komputer juga menjadi lebih interaktif dan lebih mudah disesuaikan. Perangkat lunak desain grafis memungkinkan desainer untuk melihat hasil kerja mereka secara langsung dan membuat perubahan dengan cepat, tanpa harus membuat ulang karya secara manual seperti pada era pra-komputer.
Selain itu, pengenalan internet dan media sosial pada akhir tahun 1990-an dan awal 2000-an juga mengubah cara desain grafis diproduksi dan dikonsumsi. Desainer grafis dapat membuat karya yang lebih interaktif, dinamis, dan dapat diakses oleh publik dengan lebih mudah melalui internet dan media sosial.
Dalam era komputer ini, desain grafis berkembang menjadi lebih kompleks dan menarik perhatian banyak orang, sehingga menjadi bagian penting dari banyak industri seperti periklanan, media, dan hiburan.
Era Digital
Era digital yang dimulai pada akhir tahun 1990-an membawa revolusi baru dalam desain grafis. Perkembangan teknologi digital memungkinkan desainer grafis untuk menciptakan karya yang lebih kompleks, dinamis, dan interaktif.
Desain grafis era digital lebih fokus pada integrasi multimedia seperti gambar, video, dan audio. Desainer grafis dapat membuat animasi, ilustrasi 3D, dan grafis bergerak yang menarik perhatian.
Pengaruh media sosial pada era digital juga memengaruhi desain grafis, karena desainer harus mempertimbangkan bagaimana karyanya akan ditampilkan dan diakses melalui platform media sosial seperti Instagram, YouTube, dan TikTok.
Desainer grafis juga mulai menggunakan teknologi baru seperti augmented reality (AR) dan virtual reality (VR) untuk membuat karya yang lebih interaktif dan immersif.
Era digital membawa perubahan signifikan dalam industri desain grafis, dengan banyak perusahaan yang mengadopsi desain yang lebih modern dan futuristik untuk menarik perhatian pasar yang semakin kompetitif. Desain grafis menjadi semakin penting dalam branding dan pemasaran, dan menjadi salah satu faktor kunci dalam menciptakan pengalaman pengguna yang unik dan berkesan.
Baca Juga! Jurusan Desain Grafis
Tren dan perkembangan masa kini
Desain grafis terus berkembang seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan pasar yang semakin kompleks. Berikut adalah beberapa tren dan perkembangan terkini dalam desain grafis:
- Desain berbasis data: Desainer grafis menggunakan data untuk menciptakan karya yang lebih efektif dan efisien. Data dapat digunakan untuk membuat grafik dan infografis yang membantu dalam presentasi informasi secara visual.
- Desain responsif. Teknik desain yang memastikan karya dapat diakses dan ditampilkan dengan baik di berbagai perangkat.
- Desain minimalis. Desain minimalis masih menjadi tren populer di industri desain grafis. Desain menggunakan warna dan bentuk yang sederhana namun efektif, dan menekankan pada ruang kosong dan simplicitas.
- Ilustrasi dan animasi 3D. Desain ini semakin populer dalam desain grafis, terutama dalam iklan, film animasi, dan video game.
- Desain typography. Desain yang kreatif dan inovatif dapat membuat karya terlihat lebih menarik dan dapat membantu mengkomunikasikan pesan dengan lebih jelas.
- Desain berbasis pengalaman (user experience). Desain berbasis pengalaman (user experience) mempertimbangkan bagaimana pengguna berinteraksi dengan karya dan bertujuan untuk menciptakan pengalaman pengguna yang lebih intuitif dan efektif.
Dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan pasar yang terus berkembang, desain grafis akan terus mengalami perubahan dan penyesuaian. Desainer grafis perlu terus belajar dan mengikuti perkembangan terkini untuk tetap relevan dan sukses di industri ini.
Cari tau lowongan kerja desain grafis 2023 di reqrut.id